Minggu, 29 Maret 2015

UJI PROTEIN


I.              STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN
Mendeskripsikan senyawa organik, gugus fungsi dan reaksinya, benzena, dan turunannya, makromolekul.

II.           INDIKATOR KELULUSAN
Mendeskripsikan makro-molekul termasuk identifikasi dan kegunaannya.

III.        INDIKATOR SOAL
Siswa dapat menentukan komponen yang terdapat dalam protein melalui percobaan di laboratorium.

IV.        TUJUAN
Menentukan komponen protein dalam bahan makanan.

V.           TEORI
Beradasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan menjadi protein sederhana dan protein terkonjugasi. Protein sederhana hanya tersusun dari asam-asam amino. Contoh: enzim ribunoklease.
Pada protein terkonjugasi asam amino juga terikat gugus lain Contoh: Lipoprotein, protein yang terkonjugasi lipid (lemak) Glikoprotein, protein yang terkonjugasi karbohidrat , Fosfoprotein, protein yang terkonjugasi gugus fosfat Beberapa reaksi pengenal protein.   
Asam amino adalah monomer protein yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus hidroksil. Jumlah asam amino yang terdapat di alam ada beratus – ratus jumlahnya, namun yang diketahui ikut membangun protein hanya sekitar 20 macam. Sifat asam amino antara lain memiliki titik leleh di atas 200 °C, larut dalam senyawa polar dan tidak larut dalam senyawa nonpolar serta memiliki momen dipol yang besar. 
         Untuk menguji adanya protein pada suatu zat dengan cara uji :
1.      Reaksi Biuret
Reaksi biuret adalah reaksi yang umum untuk protein (ikatan peptida).

2.      Reaksi Xantoproteat
Reaksi Xantoproteat untuk menguji protein yang mengandung gugus fenol (cincin benzena).

3.      Uji Terhadap Belerang
Untuk menguji adanya belerang dalam protein.

VI.        BAHAN
1.             Susu bubuk
2.             Putih telur
3.             Ikan
4.             Agar-agar/gelatin
5.             Larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)  1%,
6.             Larutan natrium Hidroksida (NaOH)  0,1 M
7.             Larutan Asam nitrat (HNO3) pekat
8.             Larutan Natrium hidroksida (NaOH)  6 M
9.             Larutan asam asetat (CH3COOH)  3 M
10.         larutan timbale asetat (Pb(CH3COO)2)

VII.     ALAT
1.             Tabung reaksi                   12 buah
2.             Rak tabung reaksi            1 buah
3.             Pipet tetes kecil                8 buah
4.             Gelas kimia 50 mL           4 buah
5.             Penjepit tabung reaksi      1 buah
6.             Gelas kimia 250 mL         1 buah
7.             Kassa                                1 buah
8.             Segitiga                            1 buah

VIII.  CARA KERJA
1.             PRAKTIKUM A           :           UJI BIURET
                     a.          Pada 1 ml larutan putih telur tambahkan 3 tetes larutan CuSO4 1%, kemudian tambahkan 1 ml NaOH 0,1 M. aduk dan amati perubahan yang terjadi.
                                      b.          Ulangai langkah 1 dengan menggunakna susu, agar-agar dan ikan sebagai pengganti larutan putih telur.   Bila ada yang tidak mudah larut setelah ditambahkan larutan NaOH, panaskan dahulu beberapa menit dengan penangas hingga larut, lalu dinginkan.

2.             PRAKTIKUM B           :           UJI XANTOPROTEAT
                                   a.          Pada 1 ml larutan putih telur, tambahkan 2 tetes larutan HNO3 pekat.   Panaskan 2 menit dengan penangas air.   Amati perubahan yang terjadi. Setelah dingin, tambahkan larutan NaOH 6 M tetes demi tetes hingga berlebih.
                                     b.          Ulangi langkah 1 dengan menggunakan susu, agar-agar dan ikan sebagai pengganti larutan putih telur.  Jika yang diuji zat padat, tambahkan terlebih dahulu 5 – 10 tetes air sebelum di beri pereaksi.

3.             PRAKTIKUM C           :           UJI TIMBAL ASETAT
                             a.          Kedalam tabung reaksi yang berisi 0,5 ml larutan NaOH 6 M, ditambahkan 1 ml larutan putih telur.  Didihkan selama 2 menit dengan peneangas air lalu dinginkan.   Kemudian asamkan dengan 2 ml CH3COOH  3 M.   tutup tabung reaksi dengan kertas saring yang telah dibasahi larutan Pb(CH3COO)2.
                                     b.          Panaskan tabung reaksi itu dengan air dan amati perubahan yang terjadi pada kertas timbale asetat.
                                      c.          Ulangi praktikum ini dengan menggunakan susu, agar-agar dan ikan.   Bahan-bahan tersebut tidak perlu dilarutkan dahulu, dapat berupa zat padat dan gunakan kira-kira sejumlah putih telur yang digunakan.   Catat semua pengamatan anda.

IX.        HASIL PENGAMATAN

Praktikum
Putih Telur
Susu
Agar-Agar
Ikan
A
Uji Biuret




B
Uji Xanthoproteat




C
Uji Timbal Asetat








ELEKTROLISIS LARUTAN KI

I.              STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN

Memahami reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

II.           INDIKATOR KELULUSAN
Mendeskripsikan reaksi reduksi-oksidasi

III.        INDIKATOR SOAL
Siswa dapat menentukan reaksi elektrolisis larutan KI melalui percobaan.

IV.        TUJUAN
Mengamati  reaksi elektrolisis yang terjadi pada larutan Kalium Iodida.

V.           TEORI
      Elektrolisis artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik. Zat yang terurai dapat berupa padatan, cairan, atau larutan. Arus listrik yang digunakan adalah arus searah (direct current = ).   Tempat berlangsungnya reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu anode (reaksi oksidasi) dan katode (reaksi reduksi). Perbedaan sel elektrolisis dan sel volta terletak pada kutub elektrode. Pada sel volta, anode (–) dan katode (+), sedangkan pada sel elektrolisis sebaliknya, anode (+) dan katode (–).  Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub positif sumber energi listrik, sedangkan katode dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh karena itu pada sel elektrolisis di anode akan terjadi reaksi oksidasi dan dikatode akan terjadi reaksi reduksi.
Sel Elektrolisis
1)      Katode mengalami reduksi, anode mengalami oksidasi.
2)      Energi listrik diubah menjadi energi kimia.
3)      Katode adalah kutub positif.
4)      Anode adalah kutub negatif.

VI.        BAHAN
1.             Larutan Kalium Iodida                1 M
2.             Phenolptalein                              
3.             Larutan kanji

VII.     ALAT
1.             Pipa U                              1 buah
2.             Statif        dan klem         1 buah
3.             Penjepit buaya                 2 buah
4.             Elektroda karbon             2 buah
5.             Kabel      
6.             Baterai                           12 volt
7.             Pipet tetes                        3 buah


VIII.  CARA KERJA
1.             Masukkan larutan Kalium Iodida ke dalam tabung U sampai 1,5 cm dari mulut tabung.  Celupkan kedua elektroda karbon kedalam masing-masing kaki tabung U dan hubungkan elektroda-elektroda itu dengan sumber arus searah 6 V selama kira-kira 5 menit. Catat perubahan yang terjadi pada tiap-tiap elektroda.
2.             Keluarkan dengan hati-hati kedua elektroda.  Cium baunya dan catat!
3.             Pipet 2 ml larutan dari ruang katoda ke dalam 2 tabung reaksi, tambahkan setetes fenolptalein pada tabung 1 dan beberapa tetes larutan amilum pada tabung 2.
4.             Ulangi langkah ini dengan larutan dari ruang anoda.  Amati dan catat apa yang terjadi.


IX.        HASIL PENGAMATAN

Elektroda
Perubahan Yang Terjadi Saat Dielektrolisis
Perubahan Warna Setelah Diberi Indikator
Fenolftalein
Amilum
Di Katoda



Di Anoda



STRUKTUR DALAM SENYAWA ORGANIK